Scaffolding atau perancah adalah struktur sementara yang digunakan dalam proyek konstruksi untuk mendukung pekerja dan peralatan di lokasi kerja. Ada beberapa jenis scaffolding yang paling sering digunakan, seperti scaffolding tubular, modul, frame, dan cakram (ringlock), masing-masing dengan keunggulannya sendiri.
Misalnya, scaffolding tubular lebih fleksibel dalam pemasangan, sedangkan scaffolding cakram menawarkan stabilitas tinggi untuk beban berat. Pemilihan jenis scaffolding yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam proyek konstruksi.
Jenis-jenis ini memiliki material dan tingkat ketahanan yang berbeda-beda. Anda juga bisa mempelajari terkait dengan Jib Crane: Penggunaan, Jenis, dan Cara Perawatannya sebagai informasi tambahan. Selanjutnya, artikel ini akan membahas jenis dari scaffolding yang sering digunakan dan bagaimana korosi dapat mempengaruhi ketahanan dan keamanannya.
Jenis-Jenis Scaffolding yang Paling Sering Digunakan
Scaffolding memiliki beberapa jenis yang berbeda. Biasanya, penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing konstruksi. Berikut adalah beberapa jenis dari scaffolding yang umum digunakan.
1. Scaffolding Tubular
Scaffolding tubular merupakan jenis dari scaffolding yang terbuat dari pipa baja. Jenis scaffolding ini memang dikenal memiliki ketahanan yang kuat, apalagi karena bahannya yang menggunakan baja.
Oleh sebab itu, scaffolding tubular sering digunakan untuk proyek-proyek besar seperti pembangunan jembatan, gedung pencakar langit, dan proyek besar lainnya. Selain itu, scaffolding tubular juga memiliki kelebihan tahan terhadap beban berat, sehingga lebih aman digunakan untuk keperluan konstruksi yang tinggi.
2. Scaffolding Modul
Selanjutnya, scaffolding modul merupakan scaffolding yang dapat dirakit untuk beberapa keperluan. Misalnya, untuk jenis proyek yang cepat mengalami perubahan desain atau penyesuaian tempat.
Dengan menggunakan scaffolding ini, biasanya lebih menghemat waktu, karena cukup fleksibel untuk menyelesaikan berbagai ruangan dan mudah dirakit. Scaffolding ini juga cocok digunakan untuk keperluan proyek singkat, seperti acara hiburan ataupun acara-acara seperti pameran.
3. Scaffolding Frame
Sesuai namanya, scaffolding frame merupakan scaffolding yang memiliki bentuk kotak atau persegi. Jenis ini cukup umum ditemui di berbagai proyek kecil bahkan menengah. Fungsi scaffolding jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan mengecat atau pemasangan keperluan proyek yang tidak terlalu tinggi.
Kelebihan scaffolding ini adalah karena bentuknya yang persegi panjang, sehingga lebih stabil dan cukup aman untuk digunakan. Selain itu, bentuk scaffolding frame juga tidak terlalu besar, jadi mudah untuk dibongkar pasang dan dipindahkan.
4. Scaffolding Cakram (Ringlock)
Terakhir ada jenis scaffolding cakram yang menggunakan kunci cakram untuk menghubungkan setiap elemen rangkanya. Dengan begitu, scaffolding ini memiliki kekuatan tambahan serta stabilitas yang baik dibandingkan jenis dari scaffolding lainnya.
Selain itu, cakram atau ringlock yang ada juga memudahkan pemasangan yang cepat dan juga dapat menyelesaikan ketinggian bangunan. Scaffolding ini sangat cocok digunakan untuk proyek yang membutuhkan tingkat keamanan cukup tinggi.
Mengapa Scaffolding Rentan Terhadap Korosi?
Meskipun scaffolding memiliki struktur yang kuat dan kokoh, tetapi rangka ini juga rentan terhadap korosi, apalagi jika tidak dilakukan perawatan dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, ada tiga faktor yang umum menyebabkan korosi pada scaffolding. Mulai dari pengaruh lingkungan, hingga materialnya.
1. Pengaruh Lingkungan terhadap Bahan Scaffolding
Perlu Anda ketahui, lingkungan sangat berpengaruh terhadap korosi pada scaffolding. Biasanya, scaffolding mudah berkarat jika di tempat ditempat yang lembab, apalagi dibiarkan terkena hujan terus-menerus. Tidak hanya itu, paparan bahan kimia yang ada di sekitar lingkungan juga mempercepat proses korosi pada scaffolding.
Ditambah lagi, lingkungan proyek industri biasanya juga terpapar polusi dan kotoran yang dapat menyebabkan korosi semakin parah. Itulah mengapa, lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab scaffolding terpapar korosi.
2. Material Scaffolding yang Rentan terhadap Korosi
Selain lingkungan, material tiap jenis scaffolding juga dapat menjadi penyebab terjadinya korosi. Alasannya adalah, ada beberapa material yang memang rentan terhadap korosi, contohnya scaffolding dengan rangka baja.
Untuk mengatasinya, Anda bisa memilih alternatif material lain seperti aluminium yang lebih tahan korosi. Namun, aluminium juga rentan mengalami degradasi jika terpapar lingkungan yang ekstrem. Sebab itulah, Anda perlu memperhatikan material scaffolding dan juga menyesuaikan kebutuhan proyek.
3. Korosi Akibat Paparan Air dan Kelembaban
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lingkungan sangat berpengaruh terhadap korosi. Hal ini termasuk dengan paparan air yang menyebabkan scaffolding menjadi lembab. Jika hal ini terjadi, maka sudah jelas scaffolding akan mengalami korosi jika dibiarkan terus-menerus.
Paparan air menyebabkan korosi dengan cara masuk atau mengalir ke dalam material scaffolding, dan kemudian menyebabkan reaksi kimia yang dapat merusak bahan pelindung scaffolding, sehingga terjadi korosi. Akibatnya, struktur scaffolding juga menjadi rapuh dan berbahaya jika digunakan untuk keperluan proyek.
Untuk mencegah hal ini terjadi, Anda perlu melakukan perawatan secara berkala untuk melindungi scaffolding dari paparan air dan kelembaban. Dengan begitu, scaffolding menjadi lebih awet ketahanannya.
Dampak Korosi pada Scaffolding
Korosi tidak hanya merusak struktur material scaffolding, tetapi juga bisa meningkatkan risiko kecelakaan dan keamanan. Berikut dampak yang disebabkan karena korosi pada scaffolding:
1. Berkurangnya Kekuatan Struktural
Dampak utama dari korosi tentu saja kerusakan pada struktur material scaffolding. Jika scaffolding menggunakan material seperti baja, kemudian terpapar korosi, maka lapisan pelindung dari scaffolding akan rusak.
Akibatnya akan terjadi pengurangan ketebalan dan kekuatan dari scaffolding. Hal ini dapat menyebabkan scaffolding tidak lagi mampu menahan beban yang seharusnya, sehingga sangat berbahaya bagi pekerja yang menggunakan scaffolding tersebut.
2. Risiko Kecelakaan dan Keamanan Pekerja
Setelah menyebabkan kerusakan terhadap struktur scaffolding, dampak korosi ini juga bisa membahayakan keamanan pekerja dengan meningkatkan risiko kecelakaan. Apalagi scaffolding merupakan alat yang sangat penting untuk keperluan proyek dengan ketinggian.
Jika struktur scaffolding yang digunakan rapuh dan telah rusak akibat korosi, maka kestabilan dari scaffolding akan terganggu. Jika dibiarkan, hal tersebut dapat meningkatkan risiko kecelakaan bahkan risiko kematian bagi pekerja.
3. Biaya Perbaikan dan Penggantian yang Tinggi
Perlu Anda ketahui, korosi tidak hanya berdampak terhadap resiko kecelakaan dan rusaknya material scaffolding saja. Namun, juga berdampak pada pembengkakan biaya perbaikan dan pergantian yang tinggi.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu mengeluarkan uang yang lebih banyak akibat korosi pada scaffolding. Oleh sebab itu, sangat penting untuk merawat scaffolding agar terhindar dari korosi. Dengan begitu, Anda akan terhindar dari biaya perbaikan dan pergantian yang mahal.
Selain itu, Anda juga bisa membaca artikel Memahami Tentang Tower Crane: Fungsi, Jenis, dan Perawatannya sebagai informasi tambahan.
Solusi untuk Mencegah Korosi pada Scaffolding
Korosi memang berdampak buruk baik secara fisik maupun materiil. Sebab itu, perlu dilakukan penanganan yang tepat. Berikut adalah solusi yang bisa Anda terapkan untuk mencegah korosi pada scaffolding.
1. Pelapisan Cat Anti-Korosi pada Scaffolding
Salah satu solusi efektif untuk mencegah korosi pada scaffolding adalah dengan menggunakan cat pelapis anti korosi. Cat pelapis ini biasanya dibuat khusus memang untuk mencegah terjadinya korosi pada berbagai jenis scaffolding.
Cara kerjanya adalah dengan membentuk penghalang antara scaffolding dengan paparan lingkungan atau reaksi kimia lainnya. Dengan menggunakan cat pelapis yang tepat, Anda bisa mencegah korosi merusak scaffolding dan menyebabkan kerugian.
3. Pemeliharaan Rutin dan Inspeksi Scaffolding
Solusi selanjutnya adalah dengan melakukan pemeliharaan yang rutin. Cat pelapis memang dapat mencegah terjadinya korosi, tetapi Anda juga perlu melakukan perawatan secara berkala.
Dengan begitu, kerusakan pada korosi mungkin bisa terdeteksi lebih awal dan dapat dilakukan perbaikan dini, sehingga dampak negatif akibat korosi dapat dicegah. Anda bisa melakukan perawatan rutin dengan cara membersihkan scaffolding dari debu, kotoran, dan juga area yang lembab.
Dengan menerapkan solusi ini, korosi pada scaffolding dapat dicegah, sehingga tidak menimbulkan risiko kecelakaan kerja yang fatal. Jangan lupa juga untuk membaca artikel 5 Fungsi Primer Besi dan Tips Mengecat Aset Besi.
Untuk melakukan perawatan pada berbagai jenis scaffolding, Anda bisa menggunakan produk seperti Cat Primer Industri & Mining dan juga Cat Finishing Industrial & Mining dari Tosadah.
Cat ini akan membantu Anda memberikan perawatan terhadap scaffolding, sehingga, menjadi lebih awet dan juga tahan lama. Hubungi kontak kami untuk berkonsultasi, serta cek juga halaman produk dan blog untuk mengetahui informasi yang lain.