...

Mengenal Jenis Mortar yang Umum Digunakan Pada Konstruksi

Solusi
Jenis Mortar

Memilih jenis mortar yang tepat merupakan hal penting dalam proses pembangunan atau perbaikan konstruksi. Pasalnya, setiap jenisnya memiliki fungsi masing-masing. Bila salah memilih mortar yang tepat, tentu hasil yang didapatkan akan kurang maksimal. 

Sebagai informasi, mortar merupakan bahan pengikat yang terbuat dari campuran bahan tertentu yang dapat memperkuat struktur konstruksi. Mortar terbuat dari campuran bahan pengikat dan agregat halus yang dikombinasikan dengan air. Untuk dapat mengaplikasikan mortar dengan tepat, mari kenali jenis-jenisnya di bawah ini.

Sama pentingnya dengan mortar, finishing struktur bangunan juga perlu diperhatikan. Sehingga ketahui juga 7 Rekomendasi Cat Finishing Struktur Bangunan dari Tosadah ini.

Jenis-Jenis Mortar dan Fungsinya

Sebuah konstruksi tentunya akan kurang lengkap ketika tidak menggunakan pengikat. Hal ini berlaku untuk bahan bangunan apa saja, seperti batu, batu bata, ubin, dan lainnya. Dalam hal ini ada berbagai tipe mortar yang dapat digunakan. Jenis ini dibedakan berdasarkan fungsi, kepadatan, serta pengaplikasian. Adapun jenis-jenisnya yaitu sebagai berikut:

1. Mortar Semen

Sebagaimana namanya, komponen pengikat dalam mortar campuran ini adalah semen. Rasio pencampuran antara semen, air, dan pasir akan disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat ketahanan yang diinginkan. 

Umumnya, semen dan pasir dicampur terlebih dahulu, kemudian air ditambahkan secara bertahap. Proporsi semen dan pasir dapat bervariasi, yaitu antara 1:2 hingga 1:6 pada setiap pencampurannya.

2. Mortar Kapur

Mortar jenis ini menggunakan kapur sebagai bahan pengikat utamanya, yang terbagi menjadi dua jenis yaitu kapur hidrolik dan kapur lemak. Kapur lemak lebih disarankan saat bekerja dalam keadaan kering dengan perbandingan yang optimal sebaiknya 2 sampai 3 kali jumlah pasir.

Namun, di area yang sering terkena hujan atau genangan air, kapur hidrolik menjadi pilihan yang lebih sesuai dengan perbandingan antara kapur dan pasir 1:2.

3. Mortar Gypsum

Jenis mortar berikutnya yang tidak kalah populer digunakan yaitu mortar gypsum. Mortar ini menggunakan gypsum dan pasir lunak sebagai bahan pengikat utamanya. Hal ini membuat daya rekat mortar gipsum menjadi kurang tahan lama di area basah atau lembab.

4. Gauged Mortar

Gauged mortar merupakan hasil pencampuran dari semen dan kapur sebagai pencampur dan pasir sebagai agregat halusnya. Untuk menghasilkan gauged mortar yang baik, diperlukan kualitas bahan terbaik dari mortar kapur dan mortar semen. 

Kapur akan menambah plastisitas yang dibutuhkan, sementara semen akan meningkatkan daya tahan. Perbandingan semen dan kapur pada campuran ini cukup beragam, yakni sekitar 1:6 sampai 1:9. Perbandingan ini merupakan pilihan mortar yang cukup ekonomis.

5. Mortar Surkhi

Mortar surkhi merupakan jenis mortar yang cukup unik karena menggabungkan jeruk nipis, air, dan surkhi. Surkhi berperan sebagai agregat halus. Surkhi yang dimaksud disini yaitu tanah liat yang dibakar dalam bentuk serbuk halus.

Campuran surkhi dapat memberikan ketahanan yang lebih kuat pada campuran mortar yang menggunakan pasir. Selain itu, jenis ini juga lebih murah. Pada kondisi tertentu, Anda dapat menggunakan setengah porsi surkhi dan setengah pasir.

6. Mortar Semen Aerasi

Mortar semen merupakan mortar yang cukup rumit digunakan karena memiliki plastisitas yang rendah. Namun, ketika Anda menambahkan bahan air-entraining ke dalam campuran mortar tersebut, dapat meningkatkan kinerja dari mortar tersebut. 

7. Mortar Lumpur

Bila tidak menemukan kapur atau semen, Anda dapat mengganti bahan pengikatnya dengan lumpur. Lumpur yang dikombinasikan dengan sekam padi atau kotoran sapi sebagai agregat halusnya dapat menghasilkan mortar lumpur yang berkualitas.

8. Mortar Berat dan Ringan

Tipe mortar berikutnya yaitu mortar berat dan ringan. Mortar berat memiliki massa jenis 15KN/m³ atau lebih. Pada mortar ini, agregat halus yang digunakan yaitu kuarsa berat. 

Sementara itu, mortar ringan memiliki massa jenis kurang dari 15 KN/m³. Mortar jenis ini mengandalkan semen atau kapur sebagai bahan pengikat. Sementara agregat halusnya menggunakan pasir, serbuk gergaji, dan lainnya.

9. Mortar Tipis

Bila Anda sedang mencari perekat khusus untuk ubin, jenis mortar yang satu ini sangat cocok. Namun, mortar ini tidak direkomendasikan untuk batu berat atau batu bata. 

Mortar tipis terdiri dari pasir, semen, dan bahan pengikat air. Saat ini, mortar tipis dengan tile mastic sudah cukup populer digunakan. Tile mastic merupakan jenis perekat yang digunakan untuk memasang ubin pada lantai atau dinding. 

Selain menggunakan mortar tipis, Anda juga dapat mengandalkan produk Floor Coating dari Tosadah, khususnya Ultratop.

10. Mortar Epoksi

Seiring berjalannya waktu, mortar terus mengalami kemajuan dalam sisi komposisinya. Salah satu produk inovasi dari mortar yaitu mortar epoksi. Mortar ini merupakan hasil campuran dari pelarut, resin epoksi, dan lain-lain.

Mortar ini memiliki daya rekat yang cukup baik dan tahan terhadap air. Selain itu, mortar ini juga tahan terhadap noda dan memiliki proses pengawetannya lebih gesit dibanding mortar semen. Hal ini membuat mortar epoksi dapat menjadi pilihan yang tepat untuk ubin. 

11. Mortar Tahan Api

Semen alumina memiliki peranan penting pada jenis mortar yang satu ini. Mortar api tersebut dari campuran bubuk halus dari batu bata api dan semen sehingga jadilah mortar yang tahan terhadap api.

12. Packing Mortar

Mortar packing merupakan mortar yang terdiri dari pasir semen, lempeng semen, atau kadang menggunakan lempung semen dan pasir. Mortar ini memiliki ketahanan yang baik terhadap air. Oleh karena itu, mortar ini biasa digunakan pada konstruksi sumur minyak.

Karakteristik Mortar yang Berkualitas Baik

Mortar dengan kualitas yang baik, biasanya memiliki beberapa karakteristik berikut:

1. Kekuatan

Sebuah mortar yang berkualitas baik seharusnya memiliki kekuatan untuk menahan beban atau tekanan pada konstruksi. Biasanya, kekuatan mortar akan diukur menggunakan satuan tekanan, seperti megapascal (MPa). Kekuatan yang cukup dapat memperkuat struktur dan membuatnya lebih stabil.

2. Daya Rekat

Mortar harus memiliki daya lekat yang cukup kuat agar dapat melekat dengan baik pada permukaan konstruksi bangunan. Dengan kemampuan daya rekat yang kuat, bangunan akan terhindar dari keretakan atau pengelupasan lapisan mortar dari permukaan.

3. Konsistensi

Konsistensi dalam hal ini mencakup plastisitas dan keadaan fisiknya. Mortar yang berkualitas biasanya akan memiliki konsistensi yang tepat sehingga lebih mudah untuk diaplikasikan. Selain itu, proses pembentukan lapisan lebih rata tanpa harus terlalu basah atau terlalu kering.

4. Permukaan Halus

Sebuah mortar yang baik, akan memiliki permukaan yang halus dan rata setelah diaplikasikan. Hasil permukaan yang halus dapat mempermudah proses finishing pada konstruksi, seperti pengecatan atau pengaplikasian lapisan berikutnya.

5. Tahan Cuaca dan Kelembaban

Mortar yang baik juga harus tahan terhadap kelembaban dan cuaca ekstrem. Kemampuan ini dapat membantu menghindari adanya kerusakan atau keretakan akibat perubahan suhu dan kelembaban.

Demikian beberapa jenis mortar berdasarkan fungsi dan bahan penyusunnya. Untuk mempertahankan konstruksi bangunan, Anda juga dapat perlu memahami Lebih Dalam tentang Besi Penyangga Bangunan dalam Konstruksi

Temukan produk pendukung konstruksi lainnya pada laman laman produk atau konsultasikan kebutuhan Anda dengan menghubungi kontak Tosadah. Mari temukan informasi menarik lainnya di blog Tosadah

Cari tahu berbagai produk cat berkualitas yang kami tawarkan selengkapnya pada laman produk. Pelajari juga beragam informasi dan tips terkini seputar cat melalui laman blog kami. Masih ragu menentukan produk cat besi anti panas yang sesuai? Anda dapat melakukan konsultasi untuk memperoleh solusi yang tepat dengan menghubungkan tim kami.

Bagikan Artikel :

Menu