Mungkin Anda bertanya-tanya, apa perbedaan offshore dan onshore? Dalam industri pertambangan, ada dua istilah penting yang pastinya sering terdengar yaitu offshore dan onshore. Kedua istilah ini mewakili aspek operasional yang tidak sama.
Dalam era industri saat ini, bekerja di lingkungan offshore atau onshore menjadi hal yang cukup menarik untuk dibahas. Pasalna, bekerja di atas lautan atau daratan dapat memberikan tantangan dan syarat operasional tersendiri. Agar lebih jelas, mari simak ulasannya di bawah ini.
Sebelum membahas perbedaan offshore dan onshore lebih lanjut, sebaiknya Anda mengetahui hal penting lainnya seperti Industri Ini Wajib Pakai Cat Besi Tahan Panas, Apa Saja? Simak artikelnya.
Mengenal Offshore dan Onshore
Pekerjaan offshore melibatkan pekerjaan di perairan, seperti di luar batas pantai. Sementara itu, pekerjaan onshore dilakukan di daratan. Offshore biasanya berkaitan dengan eksploitasi sumber daya di pantai lepas, terutama dalam sektor gas dan minyak.
Perusahaan energi yang bergerak dalam bidang offshore biasanya mengelola minyak dan gas yang berada di atas laut. Pekerjaan ini akan membutuhkan teknologi canggih dan tim yang sudah terlatih agar mampu bekerja di laut yang selalu berubah-ubah
Tantangan utama bagi pekerja offshore yaitu pengelolaan risiko laut, pengangkutan yang dilakukan melalui helikopter atau kapal, dan perawatan infrastruktur yang terpapar oleh cuaca ekstrem.
Di samping itu, perusahaan onshore lebih fokus pada pekerjaan di wilayah darat. Hal ini biasanya mencakup banyak sektor seperti pertambangann, manufaktur, serta pembangkit listrik darat. Perusahaan berbasis onshore akan mengandalkan infrastruktur darat yang lebih mudah untuk diakses serta transportasi yang lebih fleksibel.
Meskipun perusahaan onshore tidak akan menghadapi tantangan ekstrem seperti di laut lepas, mereka tetap memiliki tantangan tersendiri seperti perizinan, logistik daratan, dan pengelolaan lingkungan yang berhubungan dengan operasional di darat.
Perbedaan Offshore dan Onshore
Dari pengertian di atas, dapat diketahui ada beberapa perbedaan yang cukup mendasar dari bidang pekerjaan offshore dan onshore. Agar lebih terlihat, perbedaannya dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Lokasi Pekerjaan
Dilihat dari lokasi kerja, pekerjaan onshore dan offshore memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik itu dari konteks geografis maupun lingkungan. Seperti yang sudah diketahui, pekerjaan offshore dilakukan di area lepas pantai bahkan tidak jarang di atas laut. Contohnya, seperti platform gas dan minyak.
Pekerjaan offshore akan langsung berhadapan dengan tantangan yang ekstrim seperti cuaca buruk, air laut yang dinamis, hingga infrastruktur khusus untuk mendukung kinerja di tengah laut.
Tidak hanya itu, transportasi yang dapat digunakan menuju lokasi proyek offshore harus menggunakan helikopter atau kapal. Hal ini menambah kompleksitas logistik pada pekerjaan offshore.
Sementara itu, onshore dilakukan di wilayah daratan. Proyek ini dapat mencakup banyak sektor, seperti pertambangan, pabrik, atau pembangkit listrik darat. Untuk pemeliharaan alat tambang, Anda bisa mengandalkan produk cat Industrial dan Penambangan dari Tosadah.
Untuk bisa sampai ke lokasi kerja, pekerja dapat menggunakan transportasi darat yang lebih fleksibel. Tantangan utama yang akan dihadapi industri onshore yaitu manajemen lahan, regulasi lingkungan, serta infrastruktur daratan yang dapat mendukung proyek.
Perbedaan offshore dan onshore ini juga mencakup sektor keselamatan dan keamanan kerja. Pekerja offshore perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti penanganan darurat lingkungan laut dan evakuasi laut.
Sementara itu, pekerja onshore akan fokus pada prosedur keselamatan di daratan. Oleh karena itu, dapat diketahui jika lokasi kerja dapat menjadi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap operasional dan tantangan yang akan dihadapi para pekerja offshore dan onshore.
2. Lingkungan Kerja
Selain lokasi kerja, perbedaan offshore dan onshore lainnya yaitu lingkungan kerja. Hal ini dapat mempengaruhi operasional sehari-hari dalam industri tersebut.
Seperti yang diketahui, lingkungan industri offshore biasanya akan berada di lepas pantai atau di atas laut. Hal ini membuat pekerjaan terasa lebih menantang akibat dinamika laut yang sering berubah, termasuk peristiwa pasang surut, cuaca buruk, atau gelombang ekstrem.
Selain itu, pekerjaan offshore juga sangat bergantung pada kapal dan helikopter agar bisa sampai ke lokasi kerja. Pekerja juga harus sudah terlatih dalam evakuasi laut. Industri ini juga harus dilengkapi oleh infrastruktur yang mendukung adanya kehidupan dan pekerjaan di tengah laut lepas.
Di samping itu, area kerja onshore justru terletak di wilayah daratan. Pekerjaan ini akan berkaitan dengan iklim daratan, kondisi tanah, serta vegetasi. Para pekerja dapat menggunakan transportasi yang lebih fleksibel untuk sampai ke wilayah kerja.
Untuk keselamatan kerja, pekerja onshore memiliki pendekatan yang berbeda. Mereka harus memahami prosedur keselamatan operasi daratan serta kebijakan terkait perlindungan lingkungan.
3. Transportasi
Perbedaan offshore dan onshore lainnya yang cukup mencolok dapat dilihat dari transportasi yang digunakan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa pekerja offshore akan beroperasi di laut lepas sehingga sangat bergantung pada transportasi laut dan udara agar sampai ke lokasi kerja.
Kapal akan dijadikan sebagai transportasi utama untuk mengantar personel, pasokan, dan peralatan menuju lokasi kerja. Sementara itu, untuk perjalanan cepat akan menggunakan helikopter, terutama bila perjalanannya cukup jauh atau dalam keadaan darurat.
Logistik offshore membutuhkan perencanaan yang cermat serta koordinasi yang baik agar operasi dapat berjalan lancar. Pasalnya, penggunaan transportasi laut dan udara akan menambahkan kompleksitas dalam mengelola proyek.
Di samping itu, pekerjaan dalam bidang onshore justri menawarkan transportasi yang lebih fleksibel. Pekerja dapat sampai ke lokasi proyek menggunakan truk, kendaraan pribadi, atau bahkan kendaraan umum.
Selain itu, infrastruktur darat yang sudah terintegrasi (seperti rel kereta api dan jaringan jalan), dapat memudahkan mobilitas para pekerja sehingga pergerakan logistik menjadi efisien.
Meskipun begitu, ada beberapa tantangan transportasi yang akan dihadapi di daratan, seperti macet atau kondisi jalan yang kurang memadai. Dalam hal ini, logistik onshore tidak membutuhkan tingkat kompleksitas yang sama dengan offshore karen cenderung menggunakan transportasi konvensional.
4. Keamanan dan Keselamatan
Perbedaan offshore dan onshore juga dapat dilihat dari sisi keselamatan dan keamanan kerja. Pekerjaan offshore memiliki tantangan yang lebih terkait keselamatan dan keamanan kerja.
Pekerja harus menguasai prosedur evakuasi laut agar dapat menghadapi risiko dari air laut yang dinamis dan jarak yang cukup jauh dari lokasi kerja menuju daratan. Evakuasi laut dan penanganan darurat di area laut akan menjadi pelatihan khusus yang sangat penting diberikan bagi pekerja offshore.
Sementara itu, pekerja onshore akan berhadapan dengan tantangan keamanan dan keselamatan yang berkaitan dengan lokasi daratan. Hal ini mencakup perlindungan lingkungan, penanganan bahan kimia, serta keselamatan operasional di area tambang atau pabrik.
Selain itu, risiko lainnya yang mungkin dihadapi seperti kebakaran, kecelakaan lalu lintas, atau berpotensi terpapar zat berbahaya. Oleh karena itu, pelatihan keselamatan tetap dibutuhkan bagi pekerja onshore.
Jenis-jenis Kapal Offshore
Kapal offshore memainkan peran penting dalam industri minyak dan gas lepas pantai, serta sektor lain yang membutuhkan operasi di laut. Berikut adalah beberapa jenis kapal offshore yang umum digunakan:
1. Platform Supply Vessel (PSV)
Platform Supply Vessel (PSV) adalah kapal yang dirancang untuk mengangkut barang, bahan bakar, air tawar, dan peralatan lainnya dari daratan ke platform pengeboran lepas pantai. PSVs memiliki dek yang luas dan ruang kargo di bawah dek untuk menyimpan berbagai jenis muatan.
Fungsi Utama:
- Mengangkut persediaan dan peralatan ke anjungan pengeboran.
- Mengangkut limbah dan bahan yang tidak digunakan kembali ke daratan.
2. Anchor Handling Tug Supply Vessel (AHTS)
Anchor Handling Tug Supply Vessel (AHTS) adalah kapal yang dirancang untuk menangani jangkar dari rig pengeboran, menarik platform lepas pantai, dan menyediakan pasokan ke platform tersebut. Kapal ini memiliki kemampuan menarik yang kuat dan dilengkapi dengan winch besar untuk menangani jangkar berat.
Fungsi Utama:
- Menarik dan memasang jangkar platform.
- Menarik rig pengeboran ke lokasi baru.
- Mengangkut persediaan dan peralatan.
3. Drillship
Drillship adalah kapal yang dilengkapi dengan peralatan pengeboran yang digunakan untuk mengebor sumur minyak dan gas di laut dalam. Drillship memiliki kemampuan untuk beroperasi di laut dalam dan dapat bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cepat.
Fungsi Utama:
- Mengebor sumur minyak dan gas di laut dalam.
- Operasi eksplorasi dan produksi.
4. Floating Production Storage and Offloading (FPSO)
FPSO adalah kapal yang digunakan untuk produksi dan pengolahan minyak dan gas lepas pantai serta penyimpanan minyak sebelum diangkut ke daratan. FPSO biasanya terhubung ke sumur bawah laut dan mengolah minyak dan gas di kapal sebelum menyimpannya di tangki penyimpanan besar yang ada di kapal tersebut.
Fungsi Utama:
- Mengolah dan menyimpan minyak dan gas.
- Mengangkut minyak dan gas ke daratan menggunakan tanker.
5. Subsea Support Vessel
Subsea Support Vessel adalah kapal yang dirancang untuk mendukung operasi bawah laut, seperti instalasi dan pemeliharaan sistem pipa bawah laut, inspeksi, serta operasi penyelaman.
Fungsi Utama:
- Instalasi dan pemeliharaan sistem pipa bawah laut.
- Mendukung operasi penyelaman dan inspeksi bawah laut.
6. Seismic Survey Vessel
Seismic Survey Vessel adalah kapal yang digunakan untuk eksplorasi geofisika di laut. Kapal ini dilengkapi dengan peralatan seismik yang digunakan untuk memetakan struktur bawah laut dan mencari cadangan minyak dan gas.
Fungsi Utama:
- Melakukan survei seismik untuk eksplorasi minyak dan gas.
- Mengumpulkan data geofisika bawah laut.
Manfaat Offshore
- Optimalisasi Pajak Salah satu alasan utama perusahaan atau individu memilih struktur offshore adalah untuk mengoptimalkan beban pajak. Beberapa yurisdiksi offshore menawarkan tarif pajak yang lebih rendah atau bahkan bebas pajak untuk jenis pendapatan tertentu.
- Perlindungan Aset Struktur offshore dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan terhadap klaim hukum atau pengambilalihan aset di negara asal.
- Privasi dan Kerahasiaan Banyak yurisdiksi offshore menawarkan tingkat privasi yang lebih tinggi untuk informasi keuangan dan bisnis.
- Diversifikasi Risiko Dengan menyebarkan aset dan operasi ke berbagai negara, perusahaan dapat mengurangi risiko yang terkait dengan ketidakstabilan politik atau ekonomi di satu negara.
- Akses ke Pasar Global Struktur offshore dapat memfasilitasi perdagangan internasional dan memberikan akses yang lebih mudah ke pasar global.
5 Contoh Perusahaan Offshore di Indonesia
Indonesia memiliki sejumlah perusahaan yang terlibat dalam industri offshore, baik dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas maupun dalam industri pendukung lainnya. Berikut adalah lima contoh perusahaan offshore yang beroperasi di Indonesia:
1. PT Pertamina Hulu Energi (PHE)
PT Pertamina Hulu Energi adalah anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero) yang bertanggung jawab atas kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. PHE memiliki beberapa blok lepas pantai yang dikelola, termasuk proyek besar di Laut Jawa dan Selat Makassar.
2. Chevron Indonesia
Chevron Indonesia adalah salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di Indonesia yang terlibat dalam produksi minyak dan gas lepas pantai. Chevron mengoperasikan beberapa blok lepas pantai, termasuk proyek di Selat Makassar dan Laut Jawa.
3. Medco Energi Internasional
Medco Energi Internasional adalah perusahaan energi terkemuka di Indonesia yang memiliki portofolio luas dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Medco mengoperasikan beberapa blok lepas pantai di Indonesia dan memiliki pengalaman panjang dalam industri energi.
4. ConocoPhillips Indonesia
ConocoPhillips Indonesia adalah bagian dari ConocoPhillips, perusahaan energi global yang beroperasi di berbagai negara. Di Indonesia, ConocoPhillips terlibat dalam produksi minyak dan gas lepas pantai, terutama di Laut Jawa dan Selat Makassar.
5. Premier Oil Indonesia
Premier Oil Indonesia adalah perusahaan minyak dan gas yang berfokus pada eksplorasi dan produksi lepas pantai. Premier Oil mengoperasikan beberapa blok lepas pantai di Indonesia dan telah berhasil mengembangkan beberapa proyek besar.
Offshore di Indonesia
Indonesia memiliki peraturan yang cukup ketat mengenai kegiatan offshore. Namun, beberapa bentuk offshore seperti offshore banking dan offshore company masih diperbolehkan dengan persyaratan tertentu.
Percayakan Perlindungan Peralatan Proyek Dari Karat Bersama Tosadah
Perbedaan offshore dan onshore dapat dilihat dari beberapa kategori, mulai dari lokasi pekerjaan, lingkungan kerja, transportasi, hingga keamanan dan keselamatan kerja. Untuk menjaga keselamatan kerja, Anda juga harus menjaga peralatan proyek dari karat.
Dalam hal ini, Anda bisa mengandalkan Cat Besi Anti Karat Terbaik: Keunggulan dan Rekomendasi produk cat Industrial dan Penambangan dari Tosadah. Ada tiga pilihan produk cat yang dapat dipilih, yaitu primer, finishing, dan speciality. Informasi lebih lanjut dapat Anda temukan di laman produk atau hubungi kontak Tosadah. Kunjungi blog Tosadah untuk menemukan informasi penting lainnya!
Ingin mengenal lebih jauh mengenai produk-produk dari PT Tosadah? Anda dapat mengunjungi laman produk Tosadah. Anda juga dapat mempelajari informasi dan tips terkini seputar cat melalui laman blog kami. Untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dan pemesanan produk, hubungi tim PT Tosadah melalui laman hubungi kami.