Apa yang dimaksud dengan GMP (Good Manufacturing Product)? GMP adalah prosedur dalam tata cara mengelola bisnis di bidang industri manufaktur yang ditentukan berdasarkan standar tertentu guna menghasilkan produk yang bermutu.
Setiap jenis industri yang membuat produk konsumsi wajib menerapkan prosedur GMP. Di Indonesia prosedur ini disebut juga dengan istilah CPB (Cara Produksi yang Baik). Pahami jenis-jenis GMP lebih lanjut melalui penjelasan berikut. Kemudian Anda juga dapat Mengenal Perbedaan GMP dan HACCP serta ISO 22000.
Jenis-jenis Good Manufacturing Product di Indonesia
Berdasarkan aturan pemerintah GMP atau CPB dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Setiap kategori dibedakan dari jenis produk yang dibuat, sehingga masing-masing memiliki prosedur yang berbeda-beda. Rincian jenis-jenis GMP adalah sebagai berikut.
1. CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
Jenis GMP yang pertama yaitu prosedur CPOB yang wajib diterapkan dalam industri farmasi atau pabrik obat-obatan. Prosedur ini berfokus pada tata cara pembuatan pembuatan produk farmasi yang baik dan benar.
Melalui prosedur CPOB perusahaan farmasi diharapkan bisa membuat produk obat-obatan yang aman, efektif, dan bermutu tinggi. Dalam penerapannya prosedur ini mengendalikan berbagai aspek dalam produksi mulai dari peralatan, bahan baku, pengendalian mutu, bahkan hingga dokumentasi.
2. CPMB (Cara Pembuatan Makanan yang Baik)
Pada sektor industri pangan, perusahaan wajib menerapkan CPMB yaitu jenis prosedur GMP yang ditujukan secara khusus untuk produksi makanan. Prosedur ini bertujuan untuk mengawasi proses produksi makanan agar aman dikonsumsi masyarakat.
3. CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik)
Jenis prosedur GMP ini tidak hanya diterapkan dalam industri kosmetik tapi juga produk-produk skincare. Penerapan prosedur CPKB bertujuan untuk memastikan produk kosmetik dan skincare dibuat sesuai standar yang benar dan akan dipakai konsumen.
Di dalamnya mengatur berbagai aspek produksi mulai dari bahan baku, kemasan, formulasi, pengendalian mutu, dan lainnya.
4. CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
Industri obat tradisional juga memiliki prosedur GMP sendiri yaitu CPOTB. Prosedur ini mengatur tata cara pembuatan obat tradisional yang baik dan benar seperti obat herbal, fitofarmaka, dan jamu.
Tujuan Penerapan GMP pada Sektor Industri Manufaktur
Apa tujuan utama dari GMP? Tujuan utamanya adalah mendorong perusahaan agar menciptakan produk yang sesuai standar dan bermutu tinggi. Bukan hanya itu, penerapan GMP juga memiliki tujuan lain di antaranya yaitu:
1. Mencegah Tindakan yang Merugikan/Membahayakan Konsumen
Tujuan lain GMP adalah menjaga kualitas dan keamanan produk yang dipasarkan ke konsumen. Perusahaan manufaktur yang menerapkan prosedur GMP tentu akan menghasilkan produk yang aman dan layak dikonsumsi/dipakai masyarakat umum.
2. Menambah Kepercayaan Konsumen
Dalam rangka memenangkan hati konsumen tentu Anda harus memberikan yang terbaik untuk mereka. Untuk menambah kepercayaannya tentu diperlukan rangkaian upaya, salah satunya dengan menerapkan prosedur GMP untuk menghasilkan produk yang berkualitas secara berkelanjutan.
3. Membantu Meraih Tujuan
Dalam berbisnis pasti ada tujuan yang harus diraih namun kunci utama untuk mencapainya terletak pada tangan konsumen. Untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya tentu Anda harus menawarkan produk yang aman dan sesuai standar.
Jika mutunya kurang bagus konsumen tidak akan melirik produk tersebut, sehingga angka penjualan pun tidak akan meningkat.
4. Membangun Citra Positif
Ketika membeli suatu barang semua orang pasti memilih produk yang memiliki citra positif. Membangun nama baik bisa dimulai dengan menerapkan GMP. Melalui penerapan prosedur tersebut perusahaan dapat menunjukkan keseriusannya dalam mengembangkan dan memproduksi produk.
Indikator GMP dalam Industri Manufaktur
Dalam pelaksanaan tidak semua perusahaan sukses menerapkan prosedur ini karena berbagai faktor dan alasan. Untuk mengukur keberhasilan penerapan GMP pada suatu industri manufaktur dibutuhkan beberapa indikator berikut rinciannya.
1. Komitmen dari Semua Pihak
Proses pembuatan produk yang baik dan benar tidak bisa ditanggung oleh salah satu atau beberapa pihak saja. Tapi harus menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam industri tersebut. Mulai dari atasan, manajer, staf, hingga karyawan produksi yang terjun secara langsung.
2. Tim yang Saling Membantu
Indikator keberhasilan prosedur GMP adalah tim yang saling membantu satu sama lain. Tanpa hal ini perusahaan akan kesulitan menerapkan prosedur-prosedur yang berlaku dengan baik. Staf atau pihak yang memiliki kecenderungan menonjolkan diri biasanya sulit menerapkan upaya ini.
3. Standar Kualitas dan Mutu Produk
Indikator GMP ini tidak hanya merujuk pada kualitas dan mutu produk yang dihasilkan tapi juga terkait dengan fasilitas dan lingkungan di area produksi. Kondisi area produksi yang tidak sesuai standar tentu akan mengurangi kualitas produk yang dibuat.
4. Tingkat Kepatuhan dalam Menerapkan GMP
Dalam menjalankan GMP perusahaan memerlukan komitmen jangka panjang untuk mencapai standar yang ditentukan. Sehingga perusahaan harus menjaga konsistensinya secara berkelanjutan dalam mematuhi prosedur-prosedur yang berlaku.
Ruang Lingkup Penerapan Good Manufacturing Product
Apa saja penerapan GMP? Pelaksanaan GMP dilakukan dalam lingkup perusahaan khususnya pada area produksi. Berikut detail ruang lingkup dalam prosedur pelaksanaan GMP selengkapnya:
- Lingkungan Pengolahan
- Bangunan dan Fasilitas Usaha
- Peralatan Pengolahan
- Fasilitas Sanitasi
- Sistem Pengendalian Hama
- Kebersihan Karyawan
- Pengendalian Proses
- Manajemen Pengawasan
- Pencatatan dan Dokumentasi
Wujudkan Good Manufacturing Product Bersama Tosadah
Dalam memulai pelaksanaan GMP Anda dapat memulainya dengan menyediakan ruang/area industri yang sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Bagaimana cara membuat area industri yang sesuai standar? Salah satunya langkah penerapan GMP adalah dengan mengaplikasikan cat yang tepat untuk melindungi aset-aset di lingkup produksi.
Berikut rekomendasi cat terbaik untuk melindungi aset pada struktur bangunan industri:
- Primer: Keunggulan Cat Primer Epoxy Tosadah mampu mencegah korosi dan memperpanjang usia aset produksi Anda. Tersedia beberapa pilihan diantaranya Interseal 670HS, Interzone 1000, Interzinc 2265, Interzinc 5265, dan Intergard 269.
- Finishing: Cat Finishing Polyurethane Tosadah tidak hanya memberi pelindung tambahan tapi juga dapat mencegah keretakan dan mempercantik aset bisnis Anda. Cat finishing ini tersedia dua varian yaitu Interthane 990 dan Interthane 870.
- Specialty: Cat Food Grade Tosadah (Interline 850) mampu memberi perlindungan tingkat lanjut yang aman untuk peralatan dan area produksi makanan.
Untuk aktivitas industri yang membutuhkan perlindungan lebih tinggi (seperti area pertambangan) Anda bisa menggunakan rekomendasi berikut:
- Primer: Untuk pelapis dasar Anda dapat menggunakan Cat Primer Anti Karat Epoxy yang memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi. Pelapis cat anti karat ini terdiri dari beberapa pilihan yaitu Interseal 670HS, Interzone 1000, Interzinc 2265, Interzinc 5265, dan Intergard 269.
- Finishing: Pada bagian finishing gunakan Cat Polyurethane Tosadah untuk memberikan perlindungan lebih tinggi terhadap korosi dan menambah estetika. Ada dua varian cat finishing untuk industri dan pertambangan yaitu Interthane 990 dan Interthane 870.
- Specialty: Untuk mengantisipasi risiko kebakaran Anda perlu melindungi aset bisnis dengan Cat Besi Tahan Panas Tosadah yang bisa diaplikasikan di berbagai material. Jenis cat tahan panas tersedia dalam beberapa pilihan yaitu Intertherm 50, Intertherm 891, Interchar 212, dan Intezone 1000.
Salah satu langkah utama penerapan GMP adalah dengan melindungi peralatan dan kawasan industri dengan cat yang tepat. Untuk menerapkan hal tersebut Anda dapat mengetahui Industri yang Wajib Pakai Cat Besi Tahan Panas, Apa Saja?
Bingung mencari jenis cat yang tepat untuk melindungi aset industri Anda? Silakan kunjungi halaman produk atau berkonsultasi secara langsung melalui kontak kami. Dapatkan informasi menarik lainnya seputar dunia industri manufaktur dengan mengunjungi laman blog Tosadah.