Kavitasi atau cavitation merupakan fenomena yang kerap terjadi pada pompa. Ketika mengalami pump cavitation, maka komponen pompa akan rusak. Anda harus segera menangani kerusakan tersebut apabila tidak ingin performa pemompaan menurun.
Itulah mengapa, penting untuk memahami apa yang menyebabkan pump cavitation. Termasuk memahami bagaimana mengatasi hal tersebut demi memperpanjang umur pompa serta memelihara efisiensinya.
Pahami juga Jenis Pipa Besi dan Rekomendasi Coating Pipa Besi Anti Karat. Selanjutnya, mari simak lebih lanjut mengenai pump cavitation, penyebabnya, hingga solusi untuk mengatasi dan mencegahnya di bawah ini.
Memahami Kavitasi pada Pompa
Anda perlu memahami lebih rinci tentang cavitation terlebih dahulu sebelum mengetahui penyebab pump cavitation. Berikut definisi, ciri-ciri, hingga bagaimana kondisi tersebut mengganggu performa pompa:
1. Apa Itu Kavitasi?
Cavitation merupakan fenomena saat tekanan di dalam pompa menurun di bawah pressure (tekanan) uap jenuh dari fluida pada suhu operasional pompa. Kemudian, akan terbentuk gelembung uap pada fluida apabila tekanan sampai pada titik kritisnya.
Gelembung tersebut muncul dan dapat meledak jika mencapai area bertekanan lebih tinggi. Lalu, pompa mengalami getaran hingga gesekan yang terdengar berisik.
Akhirnya, gelembung menghantam impeller, baling-baling, serta permukaan poma bagian dalam. Akibatnya, efisiensi pompa menurun dan dapat merusak komponen secara permanen.
Pump cavitation secara garis besar merujuk pada proses berurutan serta pelepasan energi dari ledakan rongga gas yang kejadiannya berlangsung cepat, sehingga muncul getaran intens yang berujung merusak pompa.
2. Ciri-Ciri yang Perlu Diwaspadai
Ketika terjadi cavitation, ciri utama yang perlu Anda waspadai adalah getaran serta kebisingan yang berlebihan. Hal tersebut muncul karena pelepasan energi dan ledakan pada sistem pompa.
Hasilnya, terdengar bunyi geraman serta suara kerikil atau kelereng yang berputar-putar dan mengalir pada sistem pompa, selang, atau pipa.
Ciri khas yang menunjukkan pompa Anda mengalami cavitation mulai dari getaran, kebisingan, kegagalan segel, konsumsi daya jadi lebih tinggi daripada biasanya, serta erosi impeller.
Namun, ciri-ciri cavitation paling mengkhawatirkan biasanya terjadi pada area internal yang tidak akan terlihat tanpa pembongkaran sistem.
3. Bagaimana Kavitasi Mengganggu Performa Pompa?
Cavitation bisa terjadi pada semua jenis pompa. Mengingat prinsip dasarnya sama, maka penjelasan ini fokus menguraikan bagaimana cavitation mengganggu performa pompa sentrifugal.
Bagian mata pompa merupakan tempat fluida memasuki impeller serta tempat rotasi impeller mulai mempengaruhi fluida. Saat tekanan bekerja di cairan yang terlalu rendah, maka gelembung-gelembung akan terbentuk.
Ketika cairan mengalami peristiwa percepatan akibat impeller berotasi, yang terjadi selanjutnya adalah tekanan meningkat. Ini akan memecah dan meruntuhkan gelembung tersebut.
Pada kondisi atmosfer bertekanan normal, tekanan uap fluida dapat diprediksi. Saat tekanan dalam pompa menurun di bawah tingkat tekanan uap fluida, gelembung mulai terbentuk. Gelembung akan pecah dan runtuh jika menjangkau area fluida bertekanan melebihi uap.
Dalam cavitation, pembentukan serta pecahnya gelembung terjadi sangat cepat dan ganas. Saluran pemrosesan terganggu serta tidak berjalan dengan baik. Dampaknya, tekanan hisap atau statis turun dan menyebabkan cavitation yang mengganggu performa pompa.
Apa Saja yang Memicu Kavitasi pada Pompa?
Setelah memahami tentang cavitation, ciri-cirinya, serta bagaimana kondisi tersebut menurunkan performa pompa, ketahui berbagai faktor yang memicu cavitation berikut ini:
1. Tekanan Masuk yang Terlalu Rendah
Tekanan terlalu rendah di saluran masuk pompa dapat memicu cavitation. Biasanya, hal tersebut terjadi akibat penyumbatan pada filter hingga penutupan katup pada saluran masuk tersebut.
Selain itu, tekanan masuk terlalu rendah bisa juga terjadi saat pompa harus mengambil pasokan air yang berasal dari bak penampung bawah pompa (suction lift). Bisa pula karena air panas mendekati titik didih.
2. Desain Pompa yang Tidak Sesuai
Pompa tidak akan berfungsi dengan optimal jika desain tata letak sistem pompa salah. Saat aliran tidak optimal memasuki impeller pompa, maka aliran tersebut terkena baling-baling pompa di sudut yang tidak seharusnya.
Akibatnya, kecepatan menjadi tinggi serta membuat fluida tidak mampu mengikuti jalur impeller. Hal tersebut memicu berbagai masalah mekanis karena cavitation, getaran, dan juga masalah kinerja sebagai akibat dari turbulensi berlebihan serta pemisahan aliran.
Kegagalan segel, bantalan, serta impeller terjadi sebelum waktunya. Ini akan membuat pompa mengonsumsi daya berlebihan serta beraliran lebih rendah dari spesifikasi standarnya.
3. Kecepatan Pompa Terlalu Tinggi
Cairan pada impeller pompa bisa mengalir dengan kecepatan terlalu tinggi. Inilah yang memicu cavitation dan memunculkan gelembung uap. Gelembung tersebut bisa meledak pada area bertekanan lebih tinggi. Hal tersebut kerap terjadi ketika pergerakan cairan sangat cepat dan tidak memungkinkan tekanan.
4. Gangguan Aliran Cairan
Aliran yang terganggu akibat terhalang sesuatu pada saluran masuk akan membatasinya menuju pompa. Ini memicu penurunan tekanan serta terbentuknya gelembung, yang akhirnya terjadi cavitation.
Solusi Mengatasi dan Mencegahnya
Setelah mengetahui pemicu kavitasi pompa, berikut berbagai solusi untuk mengatasi serta mencegahnya:
1. Menjaga Tekanan Masuk Pompa Tepat
Anda bisa menggunakan katup khusus untuk mereduksi tekanan secara berjenjang sebelum memasuki pompa. Ini akan menjaga tekanan masuk pompa lebih tepat, sehingga menghindari tekanan mendadak yang memicu cavitation. Pastikan juga katup terpasang dengan baik agar berfungsi optimal.
2. Menggunakan Pompa dengan Desain Tepat
Pompa dengan desain NPSH (Net Positive Suction Head) lebih tinggi jadi opsi tepat untuk mencegah cavitation. Desain pompa ini cocok untuk menjaga tekanan yang diperlukan untuk menghindari terbentuknya gelembung.
3. Memeriksa Kondisi Aliran dan Kecepatan Pompa
Berikutnya, periksa kondisi aliran serta kecepatannya agar tidak terlalu tinggi. Anda perlu menurunkan kecepatan aliran fluida melalui pompa demi mencegah pembentukan area yang bertekanan rendah. Dampak positifnya, tingkat tekanan akan tetap stabil.
4. Mengaplikasikan Pelapis Cat Anti Karat
Pompa juga bisa mengalami korosi atau karat karena reaksi kimia permukaan logam terbuka dengan cairan yang mengalir melalui pompa. Anda bisa mengaplikasikan pelapis cat anti karat demi meningkatkan ketahanan pompa akan korosi serta keausan.
5. Perawatan dan Inspeksi Berkala
Terakhir, pastikan Anda merawat pompa secara rutin. Lakukan inspeksi berkala pada komponen seperti baling-baling hingga impeller untuk menjamin kinerja dan kondisinya selalu prima.
Bila perawatan dan inspeksi pompa dilakukan berkala, Anda bisa mengetahui lebih dini jika ada kerusakan. Jadi, penggantian komponen rusak atau aus tersebut akan lebih cepat dan mencegahnya bertambah parah.
Berikan Perlindungan Maksimal dengan Cat Industrial & Mining dari Tosadah
Memberikan perlindungan maksimal pada pompa juga bisa Anda lakukan dengan produk dari Tosadah, yaitu Cat Industrial & Mining. Ada Cat Primer Epoxy yang melapisi pompa untuk melindungi permukaan dari risiko kavitasi dan karat.
Selain itu, terdapat Cat Finishing Polyurethane yang berikan proteksi maksimal dan membuat pompa terlindung dari kondisi ekstrem serta sinar UV. Untuk pompa yang dioperasikan pada pabrik pengolahan, mengaplikasikan Cat Specialty Tahan Panas akan menjaga integritas serta kinerja materialnya pada perubahan suhu mendadak.
Keuntungan Menggunakan Cat Anti Karat untuk Mesin Industri, khususnya pompa, banyak sekali. Namun, hal terpenting adalah Anda bisa melindunginya dari korosi, karat, abrasi, hingga memperpanjang umur mesin tersebut.
Anda bisa percaya pada Tosadah yang menyediakan produk anti karat terbaik. Hubungi kami untuk konsultasi dan pemesanan produk! Kunjungi juga blog kami agar tidak ketinggalan informasi terbaru seputar cat anti karat dan manfaatnya dalam berbagai industri.

